Garasu no Hitsugi de Nemuru Himegimi
The Princess Who Sleeps In The Glass Coffin
Sound Horizon 7th Story Album - Märchen
Schneewittchen's Vocals by : Tomoyo Kurosawa
Music, Lyrics, & Composer - Revo
Bagian Dialog
hanyalah terjemahan, jadi mungkin tidak akan pas dengan pengucapan aslinya.]
“Peti Mati Kaca. Putri Yang Terlelap.
Bagaimana bisa engkau berada dalam batas ini?
Nah, Mulailah bernyanyi...”
Kulitku yang sepu~tih~
sal~ju
Dan rambutku yang
sehitam eboni
Dengan bibirku ya~ng
merah semerah darah, berh’rap di musim dingin
Diriku pun
terlahir...
Meninggalkan ke~lembu~tannya
dan kehangatan wangi musim semi,
Perihnya dan
manisnya luka ini menusuk, ibundaku pun pergi jauh meninggalkanku...
“Cermin Oh wahai Cer~min,
Siapakah wani~ta~
yang tercantik yang a--da di dunia i~ni?”
“Itulah engkau, die Königin!”
“Ohohohohohoho!”
Ibu tiriku sangat
dingin, mengingat cintanya ibunda kan~dungku
Memeluknya, Ku m’nari
bersama ilusi, hari-hari berlalu dan aku tumbuh besar...
“Cermin Oh wahai Cer~min,
Siapakah wani~ta~
yang tercantik yang a--da di dunia i~ni?”
“Itulah engkau, die Königin,
Tetapi...
S’karang adalah
dia (Aku), Schneewittchen!”
“Ahh---!”
“Oh,
Tuan Putri, tunggu...!”
“Jangan
datang kesini!”
“Tunggu
akuuu!”
“Tidaaak!
Gak mungkiiiiin!”
“Tuan
Putriiii!”
Dikejar oleh
pemburu, aku pun berlari jauh ke dalam hutan
“Sebenarnya aku
tidak mau melakukan ini, sejujurnya begitu...”
“Te~rus kenapa
mau?”
“Tuan Putri, aku tidak
bisa menentang perintah ratu.”
“Kumohon tolonglah
aku!”
“Aku pun juga tidak
mau membunuh Tuan Putri.”
“Kalau begitu aku berjanji t’dak akan pulang kembali ke dalam
istana.”
“Kalau begitu aku juga akan membunuh babi sebagai
penggantimu!”
“Un!”
“Lalu,
Yang menunggu diriku adalah...”
Bayangan senja yang
menelan jalan yang sedang diriku saat ini lalui,
Tersesat di dalam
hutan tak dik’tahui, Menemukan rumah k’cil yang imut
“Uwaah...
Lelahnya...”
“Ah! Ada yang tidur di tempat tidur
khita!”
“Beneran?!”
“Apa dia sudah mati?”
“Kagak, dia itu mathih idup!”
“Semuanya, apa yang harus kita
lakukan?”
“Hmm....”
“Biasanya ini saat-saat seorang
pangeran tampan menciumnya, kan?”
“Oh!”
“Lalu, apa disini ada seorang
pangeran tampan?”
“....Apa kakek-kakek tampan juga
boleh?”
“Itu dia!”
“Guten ☆ Morgen!
” (Selamat Pagi!)
“Oooh!”
[“Brengsek, siapa kau?”
“Namaku adalah Idolfried Ehrenberg, tapi panggil saja aku
Ido.”
“Jangan bercanda, Dimana
Cortés
?!”
“Aku tak perlu memberitahukannya kepada orang bodoh
seperti mu.”
“Diam kau!”]
Aku
yang cantik jelita ini, ketika pertama kali terbangun, apa yang sedang
menungguku adalah tujuh kurcaci aneh dengan gaya bicara yang lucu. Setelah itu,
ibu tiriku mencoba melakukan banyak cara agar dapat membawaku ke kematian,
tetapi setiap waktu, ajaibnya, aku masih dapat hidup!
“Permisi?”
“Ma~afkan aku, ya
nenek.
Aku tak boleh
membiarkan orang asing masuk ke rumah.”
“Sendirian
ya? Bagus sekali!
Nah, ‘kan kuberi
sebuah Apfel (Apel), dari diriku kuberi pada kamu, ini!”
“Ma~afkan aku, ya
nenek.
Tak mau. Aku tidak
boleh menerima apapun itu...”
“Walah
walah, kau terlalu khawatir ya!
Jika engkau
sebegitu Zweifel (Ragu), kau bisa berbagi dua dengan nenek!”
Tak dapat m’nolak
godaan Teufel (Iblis). Rasa manis da~ri tujuh dosa besar.
“Selamat
makan! ...Ugh!”
“Cermin Oh wahai Cer~min,
Siapakah wani~ta~
yang tercantik yang a--da di dunia i~ni?”
"Itulah engkau, die Königin !"
“Ohohohohohoho!”
[“Jadi begitu. Jadi kau telah tertipu, ya?
Kalau begitu, apakah kita harus menggunakan selera aneh
lelaki itu untuk membalaskan dendammu?
Nah, sedikit lagi. Lawan nasibmu sedang menunggu di dalam
dunia mimpi.”]
Dimanakah calon
pengantin ideal ku itu s’karang berada?
Ah, ku telah
mencarinya dari barat ke timur,
Utara ke selatan,
menerjang hujan dan angin,
Tetapi tetap belum
ku temukan diri~nya
Gadis yang belum
bermekar, wanita tua yang t’lah mekar,
Tunas dan bunga, Dari
semuanya yang hidup dan s’emua orang
ku mencoba cintai
tapi tak k’temukan
Bayangan senja
yang menelan jalan yang sedang diriku saat ini lalui,
Tersesat di dalam
hutan tak dik’tahui, Menemukan rumah k’cil yang imut
Ku temukan kau
terkurung dalam peti kaca,
Engkau yang mati
bagaikan tertidur,
Ah, lebih cantik
dari siapapun juga,
Akhirnya, ku
temukan kau!
“Para Zwerge (Kurcaci), maukan kau memberiku jasad
itu?”
“Bagaimana pun”
“Juga”
“Kau lihat,”
“Dia”
“Itu”
“Pangeran!”
“Tentu saja!”
“Kenapa tidak?”
[“Nah, sebentar lagi orang-orang bego itu akan
melakukannnya loh.”]
“Kalian semua, hati-hati saat membawanya ya!”
“Baik, yang mulia!”
[“Apa kau siap, Tuan Putri?”]
“—Ah!”
"Guten ☆ Morgen!
” (Selamat Pagi!)
“Ahhhhhh!"
[“Nah, saatnya pembalasan dendam dimulai!”]
Dengan kulitku
seputih sihir,
Rambutku sehitam
obsidian,
Bibirku yang
semerah bara-bara api,
Sejak kau yang
terbakar dengan kecemburuan,
S’patu merah panas
itu—
M’nari sampai
mati!
“Ahhh!!
Panas panas panas! Ahhh! Panas panas! Aaaahhh!!”
“Kyahahaha!
Ahahahahaha!
Apaan
tuh? Tak bisakah kau menari lebih meriah lagi?
Lagi
pula ini kan pernikahan anak manismu yang tersayang loh! Ahahaha!”
“Apaan sih ini....?”
[“Cermin Oh, Cermin, Cermin--Mär, Siapakah gadis terimut yang ada di dunia ini? Ufufufu!”
“Tentu saja, itu adalah Tuan Putri Elise.”
“Benarkah? Senangnya~! Ahahahaha!”]
-------------------------------------------------------------------------------------------------
P.S. :
Akhirnya dipost juga! Ini adalah salah satu lagu kesukaanku dari album Sound Horizon ke 7, Marchen. Terutama karakter Schneewittchen yang ceritanya berdasarkan kisah Snow White dari cerita aslinya. Bercerita tentang kisah pembalasan dendam Schneewittchen terhadap sikap ibu tirinya yang telah menyiksanya dan menipunya, hingga pada akhir cerita ia disuruh untuk memakai sepatu dari bara api dan menari sampai mati.
Dalam lagu ini bagian dialognya hanya ku terjemahkan saja, tidak dipaskan dengan pengucapan dialog aslinya dalam lagu. Yang dibuat singablenya hanya bagian lagu saja. Dan ada beberapa bahasa Jerman di dalamnya, jadi maaf kalau ada arti yang salah. Di sana juga ada dialog sampingan yang berbeda cerita tentang seseorang bernama 'Ido'. Tidak semua ceritanya berdasarkan kisah Snow White, jadi dimasukkan dialog sampingan dengan cerita tertentu. Lalu disana ketika Märchen berkata 'Selera aneh lelaki itu', itu mungkin maksudnya karena sang Pangeran Biru menyukai seorang mayat yang cantik, dan ia pun membawanya ke istana.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
P.S. :
Akhirnya dipost juga! Ini adalah salah satu lagu kesukaanku dari album Sound Horizon ke 7, Marchen. Terutama karakter Schneewittchen yang ceritanya berdasarkan kisah Snow White dari cerita aslinya. Bercerita tentang kisah pembalasan dendam Schneewittchen terhadap sikap ibu tirinya yang telah menyiksanya dan menipunya, hingga pada akhir cerita ia disuruh untuk memakai sepatu dari bara api dan menari sampai mati.
Dalam lagu ini bagian dialognya hanya ku terjemahkan saja, tidak dipaskan dengan pengucapan dialog aslinya dalam lagu. Yang dibuat singablenya hanya bagian lagu saja. Dan ada beberapa bahasa Jerman di dalamnya, jadi maaf kalau ada arti yang salah. Di sana juga ada dialog sampingan yang berbeda cerita tentang seseorang bernama 'Ido'. Tidak semua ceritanya berdasarkan kisah Snow White, jadi dimasukkan dialog sampingan dengan cerita tertentu. Lalu disana ketika Märchen berkata 'Selera aneh lelaki itu', itu mungkin maksudnya karena sang Pangeran Biru menyukai seorang mayat yang cantik, dan ia pun membawanya ke istana.
"Jadi, Cermin oh Cermin, siapakah wanita paling cantik di negeri ini?" /yangjelasbukankamuMig
/kacapunretak
0 komentar:
Posting Komentar